Senin, 22 Februari 2010

Bored

Satu, dua, tiga hari terlalui tak terasa seminggu telah berganti. Game - game membuat sakit mata, berganti winamp dengan hanya delapan lagu yang selalu berputar berulang - ulang, Perfect dari Simple Plan, Mimpnya Anggun, Kenanglah Aku dari Naff, Simphony Yang Indah Once, 21 Guns Green Day, When Yu`re Gone Avril, Sinar Jangan Menangis Carly ST 12, dan Slank Ku Tak Biasa. Entah sudah berapa kali lagu - lagu itu berputar. dan entah kenapa hanya lagu itu yang ku sukai biarpun lagu - lagu lain banyak tersimpan dihardisk.

Rungan ini semakin dingin, sejak kemarin AC tak kumatikan, ditambah mendung dan hujan gerimis yang terus mengguyur sejak tadi malam. Sesekali ada orang datang mengatar surat atau tukang koran yang datang tak beraturan.

Telepon berdering, mengingatkan tagihan internet bulan ini yang belum "sempat" terbayar,  tak berselang lama big friend absen untuk hari ini.

Janji sore ini ketemu orang, tapi sudah sampai jam setengah empat belum ada datang. Ini sudah biasa, aku sudah tahu, tapi karena urgent aku mau bilang apa biar ditelepon seratus kali sehari tak akan terealisasi. Aku benci ini, aku merasa bersalah kenapa tak dari dulu ini terselesaikan. Bukan bermaksud mengabaikan tapi lebih karena interent yang tak jalan komunikasinya. Sekarang saat semua sudah hampir basi, baru dipertanyakan realisasinya. Boring, hari ini masih bisa berjalan seperti biasa, bulan depan dan selanjutnya tinggal gigit jari.

Konsistensi dan loyalitas pribadi menjadi sesuatu yang mahal dan perlu dipertanyakan. Teori dan bualan tak berjarak jauh, teori hanya bisa menjadi angan - angan saat semua itu tak ada relisasinya. Eksistensi perlu dibangun bersama diatas kesadaran dan kesepakatan serta ketaatan untuk melakukannya. Selebihnya hanya sebuah bualan dan hayalan yang menjadikannya mimpi buruk. Penampilan terkadang sering menipu pandangan mata, tak selamanya yang berpenampilan "necis" berpikir optimis dan positif serta penuh dengan inisiatif - inisiatif. Pengetahuan bisa diisi dalam otak tapi untuk mereka yang mau, tapi kemauan biasanya tak sesuai jalan dengan keinginan.

Kehidupan sering pasang surut, terkadang aku sering takut untuk mengambil keputusan, takut itu salah jalan dan arah. Biarpun itu sudah diniati. Aku baru saja mendengar kisah disaat keputusan sudah terlanjur diambil bukan lagi baru dipikirkan, ada rasa sesal sesaat, biarpun akhirnya tumbuh lagi semangat baru dari keputusan itu karena yang lalu sudah terlanjur terjadi dan sudah tak bisa lagi kembali kesitu sedangkan hidup harus selalu berjalan. Memang benar penyesalan selalu datang belakangan.

Palangka, 22 Feb 2010

Kamis, 18 Februari 2010

Congratulations Baby Valentin

Masih teringat jelas saat dulu kita sering bersama. Ngumpul bareng di tempatmu atau jalan - jalan dan nonton bareng. Kosmu menjadi bestcamp kita setiap hari, tempat kita ngumpul bareng, sekedar untuk ngrumpi sambil nonton tv atau ngerjakan tugas dan skripsi.

Terkadang kita juga sering tidur ditempatmu. Kucingmu yang "ANEH" menjadi bahan mainan dan bercandaan kita.

Tapi itu sudah dua tahun yang lalu dan sekarang semuanya telah berubah. Bukan hanya status yang berubah tapi keadaan dan jarak juga telah memisahkan kita.

Masih ada satu keinginan dan impianku. Jika suatu hari nanti aku ingin mengulang memorial kita seperti dulu, ngumpul bareng, jalan bareng dan Nobar. Walaupun harus ku mengerti tak mungkin sama seperti dulu.

Kemarin saat aku terima sms darimu, membuat aku sedikit terkejut dan terharu. Dulu kita sering bersama saat - saat sulit, tapi sekarang saat kamu berjuang hidup mati aku tak tahu.
Dua tahun cepat berubah, sekarang kamu sudah memiliki peri kecil yang melengkapi kebahagian hatimu. Jujur aku tak mengharapkan secepat itu, bukan karena aku iri, tapi aku masih ingin punya kesempatan untuk jalan bareng seperti dulu, tanpa diganggu rewelannya babymu atau salah - salah aku bisa dikirain orang menjadi baby sistermu.

Maafkan kalau aku terlalu egois.

Jikalau kita punya kesempatan untuk jalan bareng lagi tolong anakmu dtiitipkan sama bapaknya ya......

Tapi di atas semua itu, aku turut bahagia atas kelahiran putri kecilmu. semoga bisa melengkapi kebahagian keluarga kecilmu dan baby mu menjadi anak yang solehah dan menjadi kebanggaan kamu dan keluargamu.

Senin, 08 Februari 2010

Bocah Kecil

Bocah kecil berkulit hitam manis, berambut pendek sebahu, berponi tipis dan membawal tas berwarna hijau muda, usianya sekitar sepuluh tahun tak lebih. Kelihatannya bukan anak jalanan, pakainanya pun rapi. Dua hari ini selalu kutemui di halte saat pulang.

Anaknya pun sopan.

”Termisi tante”
”Mama, saya sedang sakit, trus tidak punya uang buat beli obat”
”Tante bisa ga pinjamin uang??”, katanya datar.

Sesampai dirumah masih terbayang  wajahnya yang penuh keringat, biar begitu tak tampak rasa menyerah di raut mukanya.

Awalnya tak terlalu ku hiraukan kehadirannya. Tapi setelah dua hari berturut – turut terpikiran juga.
Terbayang oleh ku suatu reality show di TV yang mencari orang yang mau membantu dan dapat uang.
Ah....mungkin aku terlalu terillusi dari acara TV, toh...juga bukan.
Batin ku berguman, kenapa sakit ga ke puskesmas aja toh juga ga bayar???
Aku memang tak sampai hati menanyakan itu, melihat wajahnya yang polos.

Kenapa sampai hati ibunya (orang tuanya) menyuruh anaknya yang seharusnya bisa belajar dan bermain untuk meminta – minta di pinggir jalan biarpun dengan segala keterbatasan orang tuanya.

Masih teringat, gadis – gadis kecil yang dulu suka minta – minta dikampus. Hampir tiap hari dia datang, kalau tidak pagi ya sore atau kadang bisa dua kali sehari. Suatu hari kami melihatnya membeli baju di Mall.

Aku tak bisa memahami pola pikirnya, hanya bisa menerka, mungkin dia juga ingin mengikuti trend baju para selebritis yang dilihatnya di TV.  Mereka tak bisa disalahkan biarpun itu membuat sebagian orang tidak nyaman. Hasrat alamiah untuk selalu mengisi perut dan tampil modis. Kalaupun dia harus meminta – minta, karena memang belum sepantasnya dia bekerja. Yang disayangkan adalah orang yang membuat, mengajari, menyuruh mereka untuk menjadi peminta – minta. Mungkin ini karena mereka belum terlalu ”besar” disuruh meminta – minta, akan lebih menyedihkan kalau setelah dewasa mereka disuruh menjadi ”PSK”.

Aku akan selalu berpendapat, masih ada pekerjaan yang lebih baik dari pada menjadi peminta – minta, biarpun itu menjadi pemulung sampah. Dan aku berpendapat, biarpun keterbatasan keluarga karena kemiskinan akan lebih baik kalau anak mereka diajari memulung dari pada menjadi peminta – minta, menjajakan koran atau menjual cobek. Itu bisa menjadi bekal kemandirian kelak saat mereka dewasa.


Sangat tidak adil, jika anak – anak kecil disuruh bekerja sedangkan orang tuanya menggantungkan hidupnya dari anaknya.  Hak dari anak – anak untuk mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya selain juga  pelajaran yang baik. Alasan kemiskinan dan keadaan untuk mengekploitasi anak untuk bekerja sangat tak dimasuk akal. Toh....anak – anak juga tak minta dibuat ataupun dilahirkan. Kalau memang tak sanggup secara ekonomi, mungkin sebaiknya STOP membuat anak.

Tiga juta anak – anak yang sudah terlanjur menjadi anak jalanan yang perlu menjadi perhatian, terutama masalah pendidikannya.  Aku bisa bayangkan sulit untuk bisa merubah/mengatur 3 juta anak, apalagi yang telah hidup dijalanan. Pola pikirnya yang sudah terlanjur terbentuk, akan susah untuk merubahnya. Pikirnya yang ingin ”bebas”, tetapi mereka tak mau tahu bahwa kehidupan jalanan akan mendekatkan mereka pada sindikat penjualan anak (trafcking), kurir narkoba, sampai kekerasan seksual.

Kasus Century yang terus bergulir, dimana negara harus mengeluarkan 6,7 trilyun untuk menyelamatkan bank, padahal uangnya sendiri di "rampok" oleh pemiliknya sendiri, yang notabene seorang konglomerat atau uang milyaran rupiah untuk mobil - mobil baru para pejabat negara. Jika uang sebanyak itu dipake untuk membuat rusun atau untuk pendidikan anak - anak jalanan, berapa banyak gelandangan yang bisa ditampung dan berapa banyak anak - anak bisa bersekolah dengan layak. Tapi itulah negaraku tercinta, pejabatku yang katanya abdi masyarakat, tak punya skala prioritas yang lebih utama.


Palangka, 4 Februari 2010