Senin, 22 Desember 2008

IBUKU

Malam sudah mau berganti pagi, jam dinding menunjukkan tepat jam 3 pagi. Pagi buta seorang ibu paruh baya sudah memulai aktifitasnya. Dinginnya pagi tak menyurutkan langkahnya untuk pergi. Karena hari ini ada manten, biasa manten dengan tradisi jawa banyak yang harus dirias sanggul, dari mantennya sendiri, ibunya manten, keluarga sampai among tamunya, sehingga perlu berangkat pagi buta untuk menyesuaikan jadwal resepsi. setiap ada undangan merias temanten ada berkah/rejaki tersendiri untuk para perias manten. Walau tak setiap hari ada undangan merias tapi hasilnya lumayan untuk membantu ekonomi keluarga. Dibulan-bulan tertentu sesuai penanggalan Jawa, terkadang cukup ramai undangan merias manten. Merias manten menjadi pekerjaan sambilan selain menjadi ibu rumah tangga.
Iya...ibu paruh baya itu adalah ibuku. Ibu yang telah mengandungku 9 bulan 10 hari, ibu yang telah melahirkan aku 24 tahun yang lalu, yang selalu merawatku dengan kasih sayangnya dan selalu memberi motivasi untuk anaknya. sudah 11 tahun lamanya ibuku menekuni pekerjaan ini, walau kadang mengeluh capek dan kadang sempat sakit tetap saja beliau jalani dengan senang hati.

Tuhan memberikan berkah lain pada ibuku, ketrampilan untuk merias, walau itu tak diturunkan padaku, tapi aku bangga pada beliau. Ibuku seorang wanita yang kuat dilahirkan sebagai anak sulung dari 7 bersaudara dari keluarga yang sederhana, bisa menjadi panutan untuk saudaranya.
Kehidupan keluarga kami yang sempat terpuruk karena suatu hal, tapi tak membuat ibuku lemah, walau pada akhirnya pertahanan fisik beliau tergrogoti penyakit.
Aku masih kecil waktu itu, seingatku kelas 2 SD ibuku terserang penyakit komplikasi. Beliau sangat tergantung dari obat-obatan yang harus dikonsumsi 3 kali sehari. Setiap kali obatnya habis perlu kontrol ke dokter, keluar masuk rumah sakit sudah sering, suntikan menjadi hal yang biasa. Berbagai penghobatan sudah diupayakan, dari dokter sampai paranormal. Bertahun-tahun dilalui ibuku tanpa putus asa. Sampai disuatu hari divonis umur ibu tak lama lagi. Manusia hanya bisa menduga, doa kami tak pupus-putus untuk kesembuhan ibuku.
Tapi Tuhan berkehendak dan berkata lain. Tuhan mendengar semua doa kami, kesehatan ibuku berangsur-angsur membaik dan sekarang dapat beraktifitas seperti biasa. Karena dulu sering disuntik sekarang ibuku menjadi fobia untuk disuntik.
Hanya syukur yang sekarang bisa aku panjatkan. Tuhan masih memberikan umur yang panjang untuk ibuku dan memberikan kesehatan untuk beliau. Samapi sekarang tetap setia mendampingi anaknya untuk mengejar impian.

Menurutku ibuku tak seperti ibu-ibu yang lain pada umumnya. Walau aku terlahir sebaagi anak perempuan dan anak tunggal, tapi beliau selalu mendukung aktifitasku dan memberi motivasi dan kepercayaan padaku. Beberapa tahun lalu saat akau memutuskan untuk berangkat ke Kalimantan dengan besar hati ibuku melepaskanku tanpa tetes air mata, bahkan ibuku sendiri yang mengantarku samapi bandara. Aku tak tahu apa yang bergemuruh dalam hatinya saat itu. Yang aneh tetanggaku malah yang menangis. Tak tahu kenapa???

Keinginanku untuk kerja di Kamp, beliau dukung . Bapakku malah yang berat hati. Awalnya aku kira ibuku yang tak memperbolehkan tapi ternyata salah.
Tiga bulan yang lalu, sejak Embah Putriku meninggal, selain mengurus keluargaku jauga mengurus Embah Kungku. Beliau tetap jalani dengan besar hati.
Ibuku selalu mengajarkanku untuk selalu berbagai dengan orang lain, bersyukur dan selalu berhati-hati. Ibuku yang selalu mengerti keinginanku, yang membuat aku selalu berani menghadapi pasang surut kehidupan, menjadikanku wanita yang kuat dan tegar, tak menyerah dengan keadaan. Ibuku selalu ada untukku, doanya selalu menyertaiku.

Saat ini aku belum bisa membahagiakan ibuku/Orangtuaku, tapi aku yakin ibuku tak minta itu. Kasih tulunya untuk membesarkan anaknya tak mungkin aku bisa balas dengan materi. Aku yakin ibuku sangat menginginkan kebahagiandan kesuksesan anaknya. Aku yakin ibuku sangat menginginkan kehidupan yang baik dan layak untuk anaknya. Seorang ibu yang berhati mulai, seorang ibu yang sederhana bermental baja. Kasih ibu sepanjang waktu tak lekang oleh waktu. Terimakasih ibu, hanya doa yang bisa aku panjatkan, semoga Tuhan memberi umur yang panjang, kesehatan dan kekuatan. tuahan tempatkanlah ibu dan bapakku menjadi salah satu penghuni surgamu.
I LOVE YOU, MOM
SELAMAT HARI IBU UNTUK IBU-IBU DISELURUH DUNIA

Sengaja aku tulis menulis tentang ibuku, karena hari ini tanggal 22 Dember adalah hari ibu. Walau tak harus waktu hari ibu aku menulisnya, tapi momen ini mengingatkanku akan sosok motinator dalam hidupku. Toh ibuku juga tak akan membaca tulisanku ini, karena ibuku hanya seorang ibu rumah tangga yang tak tahu tentang komputer. Aku hanya berharap dapat menginspirasi untuk diriku. Sumua akan aku wujudkan sebagai tanda kasih sayang dan rasa hormatku untuk kedua orangtuaku.
(Palangka, 21 Desember 2008)


Sabtu, 13 Desember 2008

..........

Sedikit waktu yang kau miliki
Luangkanlah untukku
Harap secepatnya datangi aku
S’kali ini ku mohon padamu
Ada yang ingin ku sampaikan
Sempatkanlah…
Hampa kesal dan amarah
S’luruhnya ada dibenakku
Tandai seketika
Hati yang tak terbalas
Oleh cintamu…
Kuingin marah, melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri disini
Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada
Bahwa hatiku kecewa…
Sedetik menunggumu disini, s’perti seharian
Berkali kulihat jam ditangan
Demi membunuh waktu
Tak kulihat tanda kehadiranmu
Yang semakin meyakiniku
Kau tak datang
Lagu "KECEWA" BCL ini yang sering kuputar berulang-ulang selama beberapa hari ini. ya memang ini aku pikir untuk mewakili perasaanku saat ini.
Jum`at, 12 Desember 2008, seperti biasa aku buka kantor tepat jam 08.00 pagi. Terdiam sejenak melihat meja rapat yang berjajar puluhan teh kotak, dengan kursi yang berantakan. Aku tahu tadi malam si "Kepala Kontor" pasti kesini. dalam hatiku aku cuma bisa bergumam "apa sih maunya???". Aku memang tak menyukai pribadinya. Aku tak meragukan pandangannya yang luas dengan gaya bahasanya yang pintar, dan latar belakangnya yang selalu dia sebut sebagai aktifis lingkungan hidup, memiliki banyak jaringan teman secara nasional, tak salah kalau ketua kami menginginkanya dapat bekerja disini, tapi pikirannya yang sok jenius tak sejalan dengan hasil konkritnya, bahkan perlu dipertanyakan lagi dedikasinya disini??? bisa dibilang tongkosong nyaring bunyinya (bukan berarti semua aktifis seperti dia).

Beberapa hari ini aku sangat sibuk, menyiapkan acara kantor. Setumpuk pekerjaan sudah mengantri, dan berjajar diagendaku. Semua itu harus aku kerjakan sendiri, buat surat-surat, hubungin ini itu sampai tukang sapu harus aku sendiri. Ya.....itu semua harus selesai secepatnya......Ku lihat disekelilingku hanya sunyi dan sepi, karena aku hanya sendiri seharian ini. Rasanya aku mau marah, tapi pada siapa??? kursi, meja, buku, atau kertas-kertas yang berserakan. tak mungkinkan??? semuanya hanya benda mati.

Sebelum aku memutuskan untuk kerja disini, aku bertanya pada diriku sendiri, " apakah aku cocok menjadi pekerja kantoran, yang setiap pagi pergi kekantor dengan sepatu hak tinggi pakai rok atau celana kain seperti pada umumnya??? pada saat itu aku berpikir apa salahnya mencoba hal baru yang memungkinkanku untuk belajar.

Tapi sekarang, setelah aku jalan ini selama satu tahun, semua itu bukan aku. Aku tetap seperti yang dulu, tak suka ribet, pake rok, make up dan sebagainya, suka bersandal jepit, pake jins, hanya tak pake kaos saja kekantor he.......orang kantor juga tidak mengekangku ini itu, itu yang aku syukuri saat ini.

Kerja disini aku temui hal yang baru, belajar banyak hal, lebih banyak mengenal banyak orang dengan segudang pengalaman hidup masing-masing, tapi rasanya aku tak puas. Mungkin aku diciptakan Tuhan beda dengan wanita pada umumnya. Aku berkeinginan suatu hari nanti, bisa bekerja di tempat dimana aku bisa bergelut dengan debu, merasakan segarnya angin, panasnya terik matahari , hijaunya dedaunan dan merdunya suara burung, ah........aku jadi ingat pertemuanku dengan mantan mahasiswa Omku beberapa hari yang lalu, Mba Mimi namanya orangnya kecil, tapi aku rasa dia memiliki cara sendiri untuk menikmati hidup, pengalamannya banyak, pernah kerja disuatu HPH, dia memiliki prinsip-prinsip dalam hidupnya, tanpa mengurangi kwalitas hidupnya. Tapi aku yakin tak banyak orang seperti dia, entah mengapa, apa karena orang menilai kepuasaan kerja diukur dari uang???
Kalau aku jelas dua-duanya, aku rasa tak munafik itu, karena kita kerja untuk itu.

Selasa, 09 Desember 2008

DOAKU DALAM KEHIDUPAN


"Untung kaki ini Tuhan yang menciptakan, seandainya manusia yang membuat kaki ini pasti udah protol (lepas-lepas)", begitu kata sahabatku disuatu hari.
Terkadang kaki ini memang begitu rapuh, meminjak tanah pun tak kaut. Badan ini menjadi lemas, berjalan pun sempoyongan. Tapi hati ini masih "keras", keinginan dan harapan untuk hari esuk yang lebih baik masih ada. Itu yang membuat kaki ini masih bisa melangkah, menapaki jalan aspal yang hitam. Kehidupan mengajarkan banyak permasalahan. Satu filosofi dalam hidupku "Kehidupan bagai roda yang berputar, memerlukan dua kaki yang kuat untuk mengayuhnya, agar hidup terus berjalan".....Karena itu pula aku masih disini!!!

Dunia menjanjikan kemewahaan yang menggiurkan, tapi untuk mencapainya tak semudah membalikkan telapak tangan. Dunia menjanjikan kegemerlapan yang menyilaukan, dimana bila cahayanya menembus mata bisa menjadi malapetaka. Terkadang benteng iman pun bisa runtuh........

Setiap hari aku lalui, walau kadang tak pasti, ada galau dalan diriku. Ada rasa bosan dalam setiap hari-hariku. Aku semakin terjebak dalam ketakutan diriku sendiri. Aku tak tahu apa yang akan. Aku jalani seperti air yang mengalir tanpa batas. Setiap pagi ada sebuah harapan, ada perubahan yang lebih baik. Dan aku sendiri tak tahu bahkan tak mengerti perubahan itu ada atau tidak dari diriku.

Aku merindukan kehidupan dan kedamaian alam bebas, seperti kupu-kupu dan burung-burung, yang bisa terbang bebas, hinggap dari satu pohon kepohon yang lain. Menjelajahi luas angkasa dan mengarungi samudera. Bersiul indah memecah keheingan hutan, menari-nari diatas tudung pepohonan yang rimbun dan mengngibaskan sayap-sayapnya yang elok. Udara yang segar bisa masuk hidung dan menembus paru-paru, hijau daun membersihkan pandangan mata, gemericik air sungai menambah energi, deru ombak dn semilir angin menyembuhkan hati yang luka, hijau daun dan kicau burung menjadi semangat hidup.

Ya Tuhan.....kaki ini tak mungkin sanggup berlari mengejar angin, langkah ini tak bisa secepat kilat cahaya, cucuran keringat ini tak mungkin sederas air hujan yang jatuh, dingin badan ini tak sedingin kutub es, panas hati ini tak sepanas gurun pasir.
Apa yang telah aku lakukan tak sebanding dengan apa yang Tuhan telah berikan kepadaku. Kehidupan dan kesombonganku ini mengingatkan aku akan keagungan Tuhan. Dan keegoisanku selama ini mengingatkanku akan betapa besar ciptaaan MU Tuhan.

Siapa aku???
Tak lebih hanya manusia yang menginginkan kenikmatan dunia sesaat, terkapang lupa, egois dan sombong. Yang selalu menangis saat ada masalah dan selalu tertawa saat senang.

Tapi aku yakin Tuhan......Engkau selalu ada dan tak akan membebani permasalahan melainkan sesuai dengan kesanggupanku. Engkau memberi pahala dari kebaikan dan siksa dari setiap kejahatan yang telah terbuat.
Ya Tuhan, jangan Engkau hukum aku jika aku lupa atau aku melakukan kesalahan. Ya Tuhan jangan Engkau bebani aku dengan beban berat. Ya Tuhan jangan Engkau pikulkan kepadaku apa yang tak sanggup aku memikulnya. Ampunilah aku dan rahmatilah aku. Engkaulah pelkindungku, maka tolonglah aku untuk bisa melewati kehidupan yang kejam ini, agar aku bisa selamat.

Pada akhirnya, air selalu mengalir kemuara, dan aku akan selalu kembali kepada Mu. Amin......

Kedamaian dan keheningan menjadi inspirasiku............