Sabtu, 29 November 2008

Banjir lagi, Banjir lagi

Tinggal di Samarinda selama 5 tahun, banyak hal yang masih aku ingat. Salah satunya banjir yang selalu terjadi di Samarinda. Sebagai daerah yang terletak di equator, dimana hujan selalu turun sepanjang tahun membuat banjir sering terjadi. Untuk masyarakat Samarinda sendiri hal ini bukan hal yang terlalu mengagetkan, karena sudah biasa terjadi.

Kenapa seh banjir selalu terjadi???

Faktor kesadaran masyarakat kota untuk tidak membuang sampah sembarangan saat penting. Tapi kesadaran itu yang perlu dibangun, karena saat ini bisa dibilang Samarinda kota paling "Jorok" jauh dari kata bersih dibandingkan Balikpapan dan Bontang. Lihat saja daerah sepanjang sungai Karangmumus, daerah sekitar pasar merdeka, pasar pagi. Jangan harap lewat situ bisa menghirup udara bersih.....bau busuk selalu menyeruak pasti tutup hidung deh lo lewat situ, termasuk Gunung Sampah (dekat rumah ku ne........)

Pembangunan kota yang tak terencana dengan baik, yang bikin tambah parah.......Ga tau tu para pejabatnya gimana nyusun RTWPnya, ga pake analisis dampak lingkungan. Asal ada duitnya Oke aja.

Apa ne usaha yang dilakukan pemerintah kota Samarinda untuk mencegah banjir? selama ini hanya melakukan pengerukan parit aja tiap hari, tapi gedung baru banyak diijinkan untuk didirikan didaerah yang harusnya buat serapan air. Gunung - gunung dikeruk hanya untuk buat perumahan elite, sedangkan rusun yang untuk masyarakat kecil (itu yang nyewa tetap oang berduit) dibangunnya diluar kota yang jauh dari fasilitas umum. Weh..............Gimana ne?
Harus pemerintah sudah siap mengantisipasi banjir, karena di Samarinda kan udah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi ya masih aja terus terjadi sampai sekarang.

Lihat ne foto - foto banjir di depan rumah temenku beberapa tahun yang lalu daerah JL. Pemuda yang selama ini dikenal sebagai kawasan "langganan" banjir.

Ini daerah-daerah yang selama ini dikenal sebagai kawasan "langganan" musibah tersebut, antara lain Jl. Dr. Soetomo, Jl. Pemuda I, Jl. Pemuda II, Jl. Pemuda III dan Jl. Pemuda IV, Jl. Remaja, Jl. A. Yani, Jl Belibis, Jl. Tengkukur, Jl Danau Toba, Jl Danau Poso, serta salah satu kawasan paling padat penduduknya di Samarinda, yakni Sungai Pinang.

Termasuk Kawasan Universitas Mulawarman juga sebagai daerah langganan banjir, sebagai satu - satunya Universitas terbesar di Kalimantan Timur Unmul juga berperan dalam memperparah banjir di Samarinda. Mengapa? selama 5 tahun aku sekolah disana, sudah ada beberapa gedung baru yang didirikan terutama lahan rawa. Jadi ga heran lo sekarang Unmul juga ikut kebanjiran. Yang pasti kalo kebanjiran aktifitas mengajar pasti tergangu termasuk transaksi di bank yang ada di kawasan Unmul.

*) So untuk semua temen - temenku yang ada disana ga ikut kebanjirankn, sukses aja semua ya.......

Selasa, 25 November 2008

Catatanku Hari ini

Kemarin dengan tidak sengaja,aku membaca artikel teman lama ku di SMP dan SMA. Sekarang dia menjadi seorang jurnalis di sebuah koran nasional. Aku jadi berpikir, saat ini aku masih merasa masih belajar, padahal sudah satu tahun lebih aku lulus kuliah. Sungguh jauh dan ironi dengan apa yang telah dialami temenku. Dia sudah banyak pengalaman, matang dalam pekerjaan dan sekarang sudah mau menikah. Kalau aku tilik balik, temanku itu memang pintar dan aktif di sekolah waktu SMP dan SMA dulu. Satu hal yang paling aku ingat, dia dulu yang mengordinir teman-teman buat mading sekolah.

Dalam kepalaku penuh dengan tanda tanya yang membuat berat rasa kepala. Kadang aku berpikir apa yang aku alami lebih beruntung dari orang lain bahkan temanku sendiri. Aku berpikir apa aku salah langkah?ada sebuah penyesalan dengan apa yang telah aku putuskan. Keputusasan yang membuat kadang aku telah menyalahkan Tuhan, itu memang sangat keterlaluan. Sebenarnya aku hanya ingin lebih baik dari saat ini, ada perang batin dalam diriku, yang sulit aku ungkapkan.Apa salah kalau suatu hari nanti aku punya dan bisa seperti mereka, tentu hal itu wajar!!

Mungkin hari-hariku disini karena aku selalu sendiri. Aku merasa sedih saat ditengah gelak tawa keluargaku sendiri. Satu yang selalu aku syukuri, setiap pagi ada yang selalu bilang selamat pagi untukku...ya...sahabat-sahabatku yang baik. Mereka yang selalu menemani aku saat suka maupun duka, walaupun sekarang aku jauh. Sebagian dari hidupku bersama mereka.

Aku selama ini belajar untuk menerima apa yang terjadi sekarang, toh dulu aku pernah mengalami semua yang lebih dari aku alami sekarang dan aku tahu Allah selalu ada bersamaku.

Semua hidup perlu proses, ya....proses pematangan diri yang lebih baik menuju kedewasaan dalam hidup. Setelah aku tulis ini aku jadi sadar semua orang ditakdirkan berbeda, dan takdir ada ditangan kita. Karena apa yang kita alami sekarang tidak semata-mata hanya takdir yang menentukan, keputusan kita juga menentukan. Aku lupa, hidup didunia tak lama, dan tak tahu berapa lama. Kematian bisa saja sewaktu-waktu menjemput.

Ya......dua bulan lalu kematihan telah menjemput Embahku, tak kami sangka memang, kematian begite cepat dan menakutkan. Tapi sapa yang bisa menolak takdir itu. Kita hanya pelakunya dan penulis skenarionya adalah Allah SWT.

Hari ini aku mencoba cari lowongan yang lain, aku harap ini yang terbaik untuk sekarang, tapi ternyata tidak. Tapi aku tidak kecewa dengan kegagalanku hari ini. Waktu aku akan pergi dalam hatiku aku sudah berdoa, semoga ini menjadi yang terbaik untuk, tapi jika ini gagal, aku yakin Allah punya rencana tersendiri untukku. Dalam pidatonya Obama bilang "Tidak ada yang tak mungkin". Dan hidup bagai roda berputar, perlu kaki yang kuat untuk mengayuhnya, agar hidup tetap bisa berjalan.
Ya Allah Jagalah aku........Amin.